Pages

Jumat, 05 November 2010

Budaya Mencuci Tangan

Budaya yang ada di sekitar kita belum kita sadari sepenuhnya. Mungkin setiap hari kita melakukannya, atau mungkin juga kita tidak pernah memperhatikannya secara detail. Secara tidak sadar, budaya itu akan terus berpengaruh pada kehidupan atau pribadi kita, dan pada akhirnya nanti akan sangat berpengaruh pada kehidupan bangsa Indonesia.
            Arti budaya di benak kita mungkin adalah budaya seperti tari-tarian, bahasa, pakaian adat, musik tradisional, rumah adat, lagu daerah, dan lain-lain. Namun, yang akan penulis bahas di sini bukanlah budaya yang seperti itu. Budaya yang akan penulis bahas adalah budaya yang berarti kebiasaan. Dimana kebiasaan adalah hal-hal yang rutin atau sering kita lakukan, baik yang kita sadari maupun tidak seperti yang penulis katakan di atas tadi. Di sini penulis akan mengulas secara lebih mendalam hubungan antara kita dan budaya.
            Budaya yang akan penulis ulas tidak akan ‘muluk-muluk’, disini penulis akan membahas budaya yang sangat dekat dengan kita namun sering kita abaikan, yaitu : budaya mencuci tangan sebelum makan. Memang budaya mencuci tangan sering kita abaikan. Namun, kita harus memperhatikan efek bagi kita dalam jangka panjang. Padahal rajin mencuci tangan dapat mencegah beragam penyakit seperti tifus, diare, cacingan, dan penyakit infeksi lainnya. Semua penyakit itu berawal dari tangan yang kotor. Pernyataan itu kiranya tidak berlebihan bila menelisik dampak yang timbul akibat tidak higienisnya kedua telapak tangan kita yang sering bersentuhan dengan mulut. Sebab, tangan adalah organ yang paling sering bersentuhan dengan segala sesuatu di tempat- tempat umum. Bayangkan, setiap hari bahkan setiap menit tangan bisa tercemar kuman, kapan pun dan di manapun.
Simaklah kegiatan Anda, mulai hendak berangkat ke kantor, mengunci pintu, dan di pegangan pintu ada kuman. Kemudian naik bus kota, di pegangan bus kota pun ada kuman, kemudian bayar ongkos sambil memegang uang yang juga ada kumannya.
Selanjutnya masuk kantor memencet tombol lift yang berkuman, pergi ke toilet dan menekan tuas kloset pun tetap ada kumannya. Duh, ada kuman di mana-mana. Jika tidak rajin mencuci tangan dengan benar memakai sabun, risiko tertular penyakit infeksi pun meninggi. Di Indonesia, angka kematian bayi, kematian ibu hamil, angka penyakit infeksi, dan penyakit gizi buruk masih tinggi. Kesemuanya itu antara lain disebabkan higienisitas buruk yang bersinergi dengan perilaku tidak sehat, serta rendahnya tingkat pendidikan ditambah lemahnya kondisi sosial ekonomi masyarakat. Sering kali selepas bermain, anak-anak tidak mencuci tangan dulu, atau kurang bersih mencuci tangan, lalu langsung makan atau ‘ngemil’ jajanan di warung. Imbasnya, kuman berkumpul di jari dan kuku tangan. Dampaknya tak hanya mencemari dirinya sendiri, juga orang lain dan makanan yang mereka sentuh. Salah satu upaya pencegahan penyakit yang sangat mudah dan murah untuk dilakukan adalah mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir. Berdasarkan kajian WHO, cuci tangan menggunakan sabun dapat mengurangi angka diare hingga 47%.
Ketika kita masih duduk di bangku sekolah dasar, pasti kita selalu diingatkan untuk selalu mencuci tangan baik saat mengambil makanan, minuman atau melakukan hal-hal sepele lainnya. Mengapa kita selalu diingatkan akan hal tersebut ? Jawabannya karena telapak tangan kita mengandung berbagai kuman dan bakteri yang didapat saat kita melakukan aktivitas atau memegang sesuatu. Misalnya, ketika  berpergian dengan menggunakan bis. Di dalam bis, tangan kita pasti memegang sesuatu, entah itu jok kursi, besi tempat  bergelantungan saat berdiri. Nah, tempat-tempat tersebut pastilah mengandung banyak kuman dan bakteri karena merupakan bekas dari orang lain yang menempati tempat tersebut.  Jika kita kemudian setelah melakukan perjalanan tadi dan tidak  tidak segera mencuci tangan ketika akan mengambil sesuatu, maka kuman yang masih menempel di tangan saat di bis tadi , akan berpindah ke perut kita. Jika kita sudah demikian, tinggal menunggu waktu saja kita akan terkena penyakit seperti diare, dan penyakit gangguan pencernaan lainnya. Cuci tangan merupakan sebuah upaya untuk melepaskan atau bisa dikatakan membunuh mikroorganisme yang masih menempel di sekitar telapak tangan. Mikroorganisme ini, tidak hanya berlaku bagi mikroorganisme yang menempel di telapak tangan saja, melainkan juga mikrooranisme yang menempel di bagian terdalam kulit manusia. Sehingga dengan demikian, mencuci tangan dapat dikatakan sebagai upaya pencegahan dan pengendalian infeksi.
            Memang, jika kita tidak dibiasakan dari kecil, maka sekarang pun kita sering melupakannya. Kita mengambil contoh yang dekat saja : seperti di sekolah, hampir semua anak jika bel jam istirahat berbunyi mereka langsung berbondong-bondong pergi ke kantin. Setelah itu mereka langsung mengantri untuk membeli makanan yang telah disediakan di kantin. Setiap penulis melihat anak-anak yang jajan di kantin, mereka tidak pernah mencuci tangan terlebih dahulu sebelum makan, mereka langsung ‘mencomot’ makanan yang telah mereka beli. Kemungkinan pertama yaitu mereka terburu-buru untuk memakannya karena mereka lelah setelah beberapa jam menerima pelajaran dari para bapak-ibu guru.
Kemungkinan kedua : mereka memang belum terbiasa untuk mencuci tangan sebelum makan atau memegang makanan.
Selama ini memang penulis tidak pernah melihat anak-anak mencuci tangan terlebih dahulu, mungkin itu yang menjadi penyebab banyak anak yang sakit selain karena musim atau cuaca yang ‘tidak bersahabat’. Jika anak-anak lebih memperhatikan kebersihan dan kesehatannya, mereka akan dapat mengikuti pelajaran di sekolah dengan baik. Karena dengan menjaga kebersihan dan kesehatan mereka pasti akan masuk sekolah dengan presentase yang lebih tinggi. Di sekolah, kita memang sudah disediakan banyak wastafel, tetapi fasilitas tersebut masih kurang dimanfaatkan dengan baik oleh siswa-siswi.
Mengingat betapa mudahnya bagi kita ketika melaksanakan cuci tangan baik di lingkungan sekitar kita, maka sebenarnya tidak ada alasan bagi kita untuk selalu membiasakan bahkan pada akhirnya kita harus bisa membudayakan cuci tangan ini dalam kehidupan sehari-hari kita. Proses membudayakan cuci tangan ini bisa kita mulai dari lingkungan kita yang paling kecil yaitu rumah.
Rumah sebagai tempat tinggal bagi keluarga kita juga bisa menjadi tempat berkumpulnya kuman-kuman yang berasal dari anggota keluarga lainnya. Kita tidak bisa menjamin 100% bahwa anggota keluarga kita bersih dari yang namanya bakteri atau kuman. Karena anggota keluarga kita mungkin mempunyai aktivitas di luar yang bisa saja bersinggungan dengan lingkungan penuh bakteri atau kuman. Oleh karena itu, ketika pertama kali ketika akan masuk rumah, sebagai orang yang paham akan kebersihan dan kesehatan badan, langkah pertama yang harus dilakukan adalah membersihkan kedua tangan kita. Jika perlu, ajaklah seluruh anggota keluarga lainnya membersihkan kedua tangan ketika akan masuk rumah. Dengan demikian, rumah yang kita tempati akan selalu bersih dan nyaman untuk ditempati.
Setelah membudayakan budaya cuci tangan di rumah, langkah selanjutnya adalah bagaimana cara membudayakan cuci tangan kita di lingkungan kerja. Secara prinsip hampir sama ketika berada di lingkungan kerja manapun.  Tangan harus dicuci bersih dengan sabun dan air bersih. Jika dalam keadaan yang mengaharuskan mengambil sesuatu yang kotor dan berpotensi mengandung kuman yang banyak, maka gunakanlah sarung tangan yang tidak mudah sobek dan tidak bisa menyerap cairan. 
Salah satu lingkungan yang biasanya berpotensi sebagai tempat berkumpulnya kuman dan bakteri dan rentan akan penularan bagi siapapun adalah rumah sakit. Ya, karena di lingkungan rumah sakit yang secara notabene adalah tempat dimana orang-orang penuh dengan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, dan kuman-kuman lainnya. Sehingga keadaan tersebut rawan akan penularan penyakit baik kepada para perawat, dokter, tenaga medis bahkan kepada pengunjung yang menjenguk saudaranya. Langkah yang perlu dilakukan untuk menghindari penularan tersebut bisa melalui mencuci tangan. Khusus di rumah sakit, mencuci tangan perlu dilakukan ketika bersentuhan langsung dengan pasien. Misalnya ketika memegang, menyentuh atau sekedar menyalami pasien.
Pada saat tindakan medis, bagi tenaga medis seperti dokter dan perawat mengenakan sarung tangan adalah wajib. Tindakan medis ini bisa saat operasi, atau sekedar melakukan prosedur rutin. Cuci tangan juga harus dilakukan saat sebelum dan sesudah menyiapkan sampai mengonsumsi makanan. Hal-hal lain yang mengharuskan kita mencuci tangan saat berada di rumah sakit adalah saat dalam keadaan memegang instrumen kotor, dan sebagainya.
Proses membudayakan di berbagai lingkungan tidak lengkap jika tidak disertai dengan teknik mencuci tangan yang benar. Teknik ini memang tidak menjamin seratus persen kuman akan hilang. Akan tetapi, setidaknya dengan mencuci tangan dengan mematuhi pedoman ini sebagian kuman atau bakteri yang hinggap di tangan kita akan hilang.
Pertama, awalilah dengan membasahi tangan terlebih dahulu. Kedua, jika tersedia sabun, maka oleskanlah (tidak usah menggunakan antiseptik). Ketiga, mulailah menggosok dengan teliti dan benar pada semua bagian tangan selama 15-20 detik. Perhatikan dengan teliti daerah di bawah jari kuku dan di selal-sela kaki. Terakhir, keringkanlah tangan dengan handuk kertas dan gunakan handuk tersebut untuk mematikan air. 
Kalau sudah nempel di tangan, bakteri tidak bisa dihilangkan dengan air saja. Penting untuk juga menggunakan sabun. Tidak perlu menggunakan sabun anti bakteri. Sabun biasa sudah cukup. Apa yang perlu diperhatikan kalau menggunakan fasilitas toilet umum? Setiap usai memakai fasilitas wc umum, cucilah tangan dengan air dulu, kemudian pakailah sabun cair. Sebaiknya jangan memakai sabun padat, karena sudah mengandung bakteri. Pakailah sabun cair. Kemudian bilas lagi dengan air untuk kemudian dikeringkan dengan tissue satu kali pakai.
Sebaiknya menghindari handuk yang digunakan lebih dari satu orang, karena bisa menularkan bakteri. Pemakaian handuk bisa saja dilakukan di rumah sendiri, tapi sebaiknya dihindari di tempat umum.
Cuci tangan salah satu cara paling efektif dan murah untuk mencegah penyakit seperti diare dan infeksi paru-paru. Selain itu cuci tangan pakai sabun tidak membutuhkan proses atau tahap-tahap yang rumit. Anak-anak sangat rentan terhadap penyakit yang disebabkan kekurangan prasarana yang baik dan kebersihan yang kurang. Setiap hari lebih dari 5000 anak-anak di bawah usia lima tahun meninggal akibat diare. Mencuci tangan pakai sabun bisa mengurangi angka kematian pada anak-anak akibat diare, hingga separuhnya.
Cuci tangan pakai sabun bisa mengangkat bakteri yang menempel di tangan. Misalnya bakteri E.Coli, yang bisa menyebabkan terjadinya diare. Kalau  kita habis ke toilet kemudian tidak mencuci tangan, terutama setelah buang air besar, tinja atau faeces ini mengandung E.Coli yang punya peluang besar untuk menempel di tangan kita, walaupun kita sudah cuci tangan pakai air.
Dalam hal ini sabun bisa menjadi alat yang efektif untuk mengangkat bakteri. Mencuci tangan pakai sabun terutama setelah membuang air besar atau kecil dan sebelum makan bisa berpengaruh besar pada kesehatan, persentase hidup, dan kematian pada anak-anak.
Pentingnya mencuci tangan terus digalakkan oleh para tenaga medis, terutama karena perhatian masyarakat kepada kebersihan tangan masih kurang. Yang sering terlewat adalah membersihkan sekitar kuku dan sela-sela jari. Mengingat betapa mudahnya pelaksanaan cuci tangan ini jika dilihat dari caranya maupun bahayanya yang digunakan, maka proses membudayakan cuci tangan sebaiknya harus dimulai dari sekarang tanpa ditunda-tunda. Jika Anda menunda, maka kuman-kuman yang berada di telapak tangan akan hidup ‘nyaman’ di sana, dan pada akhirnya jika kita tidak berhati-hati ketika melakukan aktivitas misalnya mengkonsumsi makanan, maka tunggu saja penyakit akan datang menghampiri kita.
Mari kita budayakan mencuci tangan dari sekarang!!!

0 komentar:

Posting Komentar